Kamis, 15 Maret 2012

Optimis pada Indonesia

Indonesiaku adalah bangsa yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya. Sungguh sayang kekayaannya tidak sampai pada kaya hati nurani para pejabat kita. Kemiskinan dan kesengsaraan yang semakin menjadi di negeri ini tak pernah terihat dimata dan terdengar hingga telinganya. Terlalu lama di kursi yang empuk dan dalam ruang yang besar telah membutakan mereka akan sengsaranya rakyat ini. Cita-cita para founding father yang amat mulia guna menyejahterakan rakyat tinggalah angan. Tangisan anak-anak kecil dipinggiran jalan karena lapar, kusutnya baju-baju yang mereka pakai, bahkan uluran tangan mereka di tepian lampu merah menjadi hal lumrah dinegeri yang kaya sumber daya alam ini.

Anehnya rumah yang besar, mobil yang mewah, baju yang mahal untuk para pejabat juga menjadi hal yang lumrah di Indonesiaku. Para pemudanya yang semakin apatis seakan menjadi robot yang selalu terdiam. Kelantangan suara Bung tomo, ketajaman pena Soe Hok Gie sudah amat sulit di temukan dinegeri lautan pemudaku ini. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Sungguh percuma jika kita tenggelam dalam ruang pesimisme, hanya terdiam dan tak bergerak. Untuk merubah negara kita tercinta butuh suatu perbuatan perubahan yang besar, mungkin kita akan sulit untuk selalu melakukan peruahan yang besar, tapi kita bisa terus melakukan perubahan yang kecil dengan cinta yang besar. Itu lebih baik dari pada terdiam dan saling menyalahkan......